Minggu, 04 Maret 2012

Bersandiwara Membencimu

Sejak pertama kali kita bertemu pandang
Sejak pertama kali kita menghabiskan waktu bersama
Aku sangat meyakini bahwa ada getar rasa cinta
Yang selalu mengiringi hati kita kala bertemu

Sungguh menyenangkan ketika kau mengizinkan aku hadir di hidupmu
Sungguh anugerah terindah bagiku ketika kau mengizinkan aku menemani harimu
Tetapi tiba-tiba saja kau mulai menjauh dariku tanpa sebab
Tiba-tiba saja getar cinta yang dulu ku rasa darimu berubah menjadi benci

Aku selalu bertanya kenapa dan mengapa
Namun tak pernah ku dapat jawab darimu
Ku meyakini ada orang lain yang membenci melihat kita bersama
Tapi ku juga meyakini bahwa bencilah perasaanmu yang sesungguhnya bagiku

Waktu terus bergulir tanpa mampu untuk ku hentikan
Waktu terus bergulir tanpa pernah memberikan ku jawaban

Hingga ku memilih untuk pergi menjauh dari hidupmu
Memilih melupakan semua yang pernah terjadi antara kita
Bukan karena aku berhenti mencintaimu
Bukan pula karena aku membencimu

Demi menghentikan penderitaanmu
Demi melihat kembali senyum manis di bibirmu
Aku memilih Untuk bersandiwara membencimu.....

Q.E.D

Senin, 27 Februari 2012

Life Without Limits


Oleh: Kichi Jacob


Judul : Life Without Limits
Penulis : Nick Vujicic
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 26 Mei 2011
Tebal : 272 halaman
                                                                                                               

“Orang kerap bertanya bagaimana aku bisa bahagia walaupun tidak punya lengan dan tungkai. Jawaban cepatku adalah aku punya pilihan. Aku bisa merasa marah karena tidak punya tungkai, atau aku bisa bersyukur karena punya tujuan. Aku memilih sikap bersyukur. Kau juga bisa melakukannya.”—Nick Vujicic

Nicholas James Vujicic (lahir 4 Desember 1982) adalah seorang pengkhotbah, seorang pembicara motivasi dan direktur organisasi nirlaba Life Without Limbs. Life Without Limits adalah buku inspiratif yang ditulis oleh Nick (begitu nama panggilannya), yang terlahir tanpa lengan dan tungkai. Meski demikian ia dapat mengatasi cacat tubuhnya dengan menjalani kehidupan yang tidak hanya mandiri, tapi juga kaya dan penuh; menjadi teladan bagi siapapun yang mencari kebahagiaan abadi. Dia sekarang merupakan pembicara motivasi yang sukses secara internasional. Pesan utamanya: tujuan terpenting siapapun adalah menemukan tujuan hidup, terlepas dari kesulitan apapun atau rintangan apapun yang sepertinya mustahil untuk dilalui.

Nick menceritakan cacat fisik dan pertempuran emosi yang dialaminya saat berusaha mengatasi keadaannya semasa kecil, remaja, dan menjelang dewasa muda. “Untuk waktu yang terasa sangat lama dan sepi, aku bertanya-tanya apakah ada orang lain di dunia yang seperti aku, serta apakah ada tujuan lain dalam kehidupanku selain rasa sakit dan terhina.” Dia berbagi tentang bagaimana imannya terhadap Tuhan menjadi sumber kekuatan utamanya dan menjelaskan bahwa begitu dia menemukan tujuan kehidupan—menginspirasi orang lain untuk menjadikan kehidupan mereka serta dunia lebih baik—dia mendapatkan kepercayaan diri untuk membangun kehidupan tanpa batas yang produktif dan membawa berkah. 

Buku ini terdiri dari dua belas bagian yang setiap bagiannya berusaha mengungkapkan pengalaman hidup Nick, perjuangannya sebagai orang yang berbeda, dan harapan, serta motivasi yang ia coba bagikan pada setiap pembaca. 

Buku ini diawali dengan pengantar yang menjelaskan latar belakang dari kehidupan Nick secara singkat. Ia mencoba memberikan gambaran kehidupannya yang terbatas karena ketidak lengkapan anggota tubuhnya, namun ia tetap memilih bangkit dan melanjutkan kehidupannya. Statement yang cukup membangun dari Nick pada bagian ini adalah “Jika kau memiliki keinginan atau hasrat untuk melakukan sesuatu, dan hal itu sejalan dengan kehendak Tuhan, kau pasti akan berhasil.”

Kemudian ia bercerita tentang kehidupan tanpa batas yang ia jalani, dan hal itu membutuhkan ke-12 hal yang menjadi bagian besar isi buku ini:

· Kalau Kau Tidak Bisa Menemukan Mukjizat, Jadilah Mukjizat 

Dalam bagian yang pertama ini Nick bercerita banyak tentang masa kecilnya, mulai dari kelahirannya yang diperkirakan adalah seorang bayi laki-laki sempurna ternyata lahir dengan ketiadaan lengan dan tungkai. Juga bagaimana pergumulan keluarganya yang mengasuhnya, usaha yang dilakukan untuk melengkapi ketidak sempurnaannya dengan berbagai macam usaha pengobatan atau rekayasa medis, dan sebagainya. Sampai pada akhirnya Nick berusaha untuk menemukan makna hidupnya, dan semua itu berawal dari keberanian berbicara dengan teman-temannya. 

Mulai saat itu, perubahan demi perubahan ditunjukkan dalam kehidupannya. Ia mulai bangkit dari seorang anak yang sering protes mengenai kekurangannya kepada Tuhannya, dan setelah ada penerimaan dari teman-temannya ia menjadi pribadi yang optimis dan berani. Dan yang terpenting yang ingin ia bicarakan pada bagian ini adalah sebuah penemuan tujuan hidup yang akan membantumu dalam penentuan arah dan langkah tepat yang harus dan layak diambil. “Mengetahui tujuanmu berarti segalanya. Mungkin kau belum mengetahuinya sekarang, tetapi kau tidak akan hadir di planet ini jika hal itu tidak benar. Aku benar-benar yakin Tuhan tidak membuat kesalahan, tetapi Dia sungguh membuat mukjizat. Aku salah satunya. Dan kau juga.”

· Tanpa Lengan, Tanpa Tungkai, Tanpa Batas 

Pada bagian ini, saya melihat keputusasaan-keputusasaan dan kekhawatiran dalam hidup Nick sebagai seorang yang difabel. “Kalau Tuhan tidak menghilangkan penderitaanku dan tidak ada lagi gunanya aku hidup... kalau aku hanya aada didunia untuk mengalami penolakan dan kesepian... aku hanya menjadi beban bagi semmua orang dan aku tidak punya masa depan... lebih baik aku akhiri sekarang... aku ingin pergi dari dunia ini.. pokoknya aku ingin pergi.”

Pernyataan di atas adalah pernyataan Nick pada saat berusia sekitar 8 tahun. Sebuah pernyataan yang mengungkapkan keputusasaan, menyerah dan tidak berdaya, namun sekali lagi dengan rencana Tuhan, ia gagal dalam usahanya untuk bunuh diri dengan cara menenggelamkan tubuhnya ke dalam air. Kekuatan dari sang ayah ketika mengatakan bahwa “Kami akan selalu ada untukmu, semua akan baik-baik saja. Ayah janji, kami akan selalu ada untukmu. Kau pasti akan baik-baik saja, Nak.” 

Pernyataan ini kemudian membangkitkan kembali semangat Nick dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang anak yang hidup di tengah keluarga yang mengasihi dan melindungi dia. Pada akhir bagian dua ini, Nick berbicara tentang bertahan pada harapan. “Ketika pikiran negatif, perasaan suaram menghampiri dirimu, ingatlah bahwa kamu memiliki pilihan. Jika kau membutuhkan bantuan, berusahalah menggapai bantuan itu. Kau tidak sendirian. Kau bisa memilih membayangkan hari-hari yang lebih baik dan mengambil tindakan untuk membuat bayangan itu menjadi nyata. Karena itu berjalanlah menuju masa depan penuh harapan.” 

· Keyakinan Kuat Dalam Hati

Pada bagian ini Nick menceritakan tentang hal-hal yang dianggap mustahil untuk dikerjakan, namun dengan pertolongan Tuhan dan keyakinannya yang kuat menjadikan segalanya mungkin. Sebagai contoh, ia dapat berselancar seorang diri setelah kurang lebih 10 kali terjatuh dan gagal. Kemudian bagaimana perencanaan mengunjungi sekitar empat belas negara dengan dana yang kurang ternyata dicukupkan Tuhan dengan berbagai jalan yang membuat Nick dan timnya terkagum-kagum. Semua hal ini terjadi, semua hal mungkin saja dapat dilaksanakan ketika keyakinan yang kuat ada dalam hati orang yang berharap penuh. “Aku mendorongmu untuk menyadari bahwa meskipun kau mungkin belum melihat sebuah jalan sekarang, bukan berarti jalan itu tidak ada. Teguhkan imanmu, kisahmu masih akan berkembang, dan aku yakin kisahmu pasti hebat!”

· Cintailah Dirimu Yang Sempurna Dengan Ketidaksempurnaannya 

Inti yang dibicarakan pada bagian ini adalah sebuah penerimaan diri secara sempurna, walaupun tetap ada ketidaksempurnaan di dalamnya. Hadirkan penghargaan terhadap diri sendiri, menertawakan diri sendiri dalam cinta yang sempurna yang dapat kau ciptakan dan berbanggalah atas setiap keunikan dalam dirimu. Salah seorang psikiater yang juga adalah pengarang menjadi orang yang menginspirasi Nick. Ia mengatakan manusia ibarat jendela dengan kaca mozaik : “jendela mengilap dan bercahaya jika ada sinar matahari, tetapi ketika gelap datang, keindahan sejatinya akan terlihat jika ada cahaya dari dalam.”

· Sikap Adalah Kualitas 

Sikap dibayangkan sebagai remote control telivisi. Jika acara yang ditonton tidak memberi apapun, maka pemegang remote mempunyai daya yang penuh untuk mengganti salurannya. Dengan demikian sikap dapat diubah ketika tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, apapun keadaannya. Sikap yang positif lebih membangun, daripada menghabiskan waktu untuk mengembangkan sikap negatif dalam diri yang tidak memunyai sedikitpun efek positif. 

Belajar dari pengalaman-pengalaman teman ataupun diri sendiri, Nick membagi beberapa sikap yang paling berpengaruh dalam kehidupan seseorang, yaitu : sikap bersyukur, sikap bertindak, sikap berempati, dan sikap memaafkan. “Aku telah merasakan daya yang muncul dengan mengubah sikapku, dan aku mengatakan yang sesungguhnya bahwa daya itu mengubah hidupku, membawaku mencapai berbagai hal yang belum pernah kubayangkan. Daya itu juga bisa melakukan hal sama untukmu.”

· Tidak Berlengan Bukan Berarti Tidak Berbahaya 

Bagian ini ingin mengungkapkan ketakutan-ketakutan yang kadang menjadi penghalang bagi seorang Nick untuk menjalani kehidupannya. Berawal dari pengalamannya berkelahi pada masa SD dengan temannya, dan kemudian ada sebuah ketakutan bahwa ia berada dalam bahaya. Ia berpikir bahwa bagaimana mungkin seorang anak tanpa lengan dan tungkai dapat menghadapi seorang anak normal yang tinggi badannya dua kali lebih tinggi daripada Nick. Tapi ia berusaha melawan ketakutan itu dan kemudian keluar sebagai pemenang. Walaupun hal itu sangat disesalinya karena membuat temannya berdarah dalam perkelahian mereka. 

Pesan dari Nick yang cukup menggelitik hati adalah “Jangan biarkan rasa takut menghambatmu dalam mengejar cita-cita. Kau harus menganggap rasa takut sebagai detektor asap. Wasadalah ketika detektor itu mengeluarkan peringatan-lihatlah kesekitarmu, apakah memang ada bahaya yang nyata atau sekedar alarm yang berbunyi. Kalau ternyata tidak ada ancaman nyata, usirlah ketakutanmu dan lanjutkan hidupmu.” 

· Jangan Sampai Kau Terjerembab Untuk Selamanya

Kalimat dalam topik di atas hanya sebagai sebuah perumpamaan, dari pengalaman hidup Nick sendiri. Nick berkali-kali dalam hidupnya terjatuh dan mengakibatkan wajahnya lebam dan juga terjerembab sewaktu kecil. Ia terjatuh dari meja, kursi, tempat tidur, karena tidak memiliki tangan atau kaki yang dapat membantunya mengatasi semua masalah tersebut. Namun hal itu tidak menghentikannya, dan sekarang ia adalah seorang Nick yang dapat hidup secara mandiri. Lebih daripada cerita tersebut, dalam bagian ini Nick berusaha meyakinkan bahwa kegagalan adalah hal yang wajar. Tidak peduli seberapa banyak kau jatuh, yang terpenting adalah berapa banyak kau bangkit dari kejatuhanmu. 

Ada ungkapan Jepang yang menjadi salah satu rumus mencapai kesuksesan Nick: Jatuh tujuh kali, Bangkit delapan kali. ”Kau pasti pernah gagal, karena kau adalah manusia. kau pasti pernah jatuh, karena jalannya sulit dilalui. Namun ketahuilah, kegagalan juga merupakan bagian dari anugerah kehidupan. Oleh karena itu, manfaatkanlah kegagalan dengan sebaik-baiknya. Jangan menyerah, cobalah semua.” 

· Anak Baru Dibalik Semak 

Terkadang, saat mengalami transisi, kita tidak menyadari akibat transisi itu terhadap diri kita. Transisi menimbulkan banyak respon yang tidak terduga. Ada yang menjalaninya, ada yang bersembunyi dibaliknya, dan ada yang berjuang menyatu dengan transisi tersebut. Apa yang dialami Nick adalah ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru, ketika keluarganya memutuskan pindah dari Ausie ke Amerika, pada saat Nick baru saja berusia 12 tahun. 

Usia yang sangat muda untuk berjuang melewati masa transisi dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi dengan keadaan Nick yang seperti itu. Namun Nick memilih untuk menerima perubahan-perubahan tersebut dan sekaligus membuat perubahan ke arah positif dengan cara menyadari pelunya berubah, memimpikan sesuatu yang baru, melepaskan emas dalam genggaman, membiasakan diri dan kemudian terus bertumbuh. “Rasa sakit dalam perubahan menuju suatu pertumbuhan memang terkadang sangat sakit, hal itu menandakan bahwa kau sedang meregang untuk mencapai titik yang lebih tinggi.” 

· Sedikit Banyak, Percayailah Orang Lain

Manusia hidup sebagai makhluk sosial yang juga membutuhkan orang lain. membangun relasi sangatlah muda jika kamu cukup berani untuk membangunnya. Dan setiap hubungan harus diusahakan. Tidak ada hubungan yang berjalan tanpa sebuah usaha untuk mempertahankannya. Namun, menjalani hubungan tidak berarti mempercayai orang yang berada dalam hubungan atau relasi yang kita ciptakan atau yang kita ikut terlibat di dalamnya. Tapi percayalah bahwa ada orang-orang yang harus kau percaya untuk membantumu dalam menjalani hidupmu. Begitu juga Nick, Ia memiliki orang-orang, teman, sahabat, kerabat yang menjadi kepercayaannya. Dan hal ini sangat membantu Nick dalam beberapa ranah kehidupannya. 

Menarik sekali pernyataan penutup dari bagian ini, yaitu “Kualitas hubungan yang kau miliki memberikan pengaruh besar pada kualitas kehidupanmu, oleh sebab itu perlakukanlah hubungan itu, layaknya harta yang berharga. Jangan menerimanya dengan Cuma-Cuma.” Kualitas hubungan yang baik, sedikit banyak tercipta ketika kamu memutuskan untuk sedikit banyak pula memberikan kepercayaanmu kepada orang lain yang pantas memperolehnya darimu. 

· Penganut Keseteraan Peluang 

Jika kau merasa tidak pernah mendapat kesempatan, mungkin sebabnya adalah kau tidak mengambil posisi, bersiap dan bersiaga untuk menyambarnya. Kau bertanggung jawab atas keberhasilanmu sendiri. Pikullah tanggung jawab itu dengan mempersiapkan diri untuk melakukan yang terbaik. Kalau kau tiba di tempat yang tepat, pintu akan terbuka untukmu. Jika kau selalu bersungut-sungut karena merasa dianaktirikan, atau jika kau selalu mengharapkan belas kasihan, jangan harap akan ada yang mengajakmu ikut dalam permainan. Percayalah kepada dirimu sendiri. Percayalah akan adanya peluang dalam kehidupanmu. Percayalah akan nilai dirimu di bumi ini. “Jika merasa tidak pantas mengepakkan sayap, maka kau tidak akan pernah terbang.” 

· Peraturan Gila-gilaan

“Ketidaksempurnaan itu indah, kegilaan itu genius dan jadi (orang yang) gila-gilaan itu lebih baik daripada jadi (orang yang) membosankan." 

Dalam bagian ini Nick, cukup banyak bercerita tentang pengalaman tak terduga dan dianggap sebagai hal yang gila yang dilakukannya. Ia hanya berpegang teguh pada keyakinannya bahwa tindakan beresiko yang gila-gilaan berarti mengambil sebuah kesempatan yang sebenarnya tidaklah segila apa yang terlihat dan terdengar karena: kau sudah mempersiapkan diri, kau sudah meminimalkan resikonya jadi sekecil mungkin, dan kau punya rencana cadangan jika nanti ada masalah. 

· Jadikanlah Memberi Sebagai Misimu 

Misi memberi yang dimaksudkan Nick dalam bagian ini adalah keinginan dan dorongan hati untuk mengulurkan tangan,melayani dunia, dan membawa perubahan dalam hidup orang lain yang kau jumpai. Yang terpenting adalah lakukan apapun yang kau sukai untuk membantu orang lain. Jadikan dirimu mukjizat dan jalanilah kehidupan itu tanpa batas! 

Dan akhir dari buku ini Ia menawarkan beberapa situs yang dapat membuat pembaca untuk terlibat dalam Filantropi, juga pembaca diajak mengunjungi orang-orang yang terlibat dalam pembuatan buku ini serta sedikit banyak menginspirasi kehidupannya. Ada banyak hal yang diungkapkan dalam buku ini, ada banyak pengalaman, ada banyak pelajaran, namun ketika kau membacanya hanya ada satu hati dan satu pikiran untuk memilih apa yang harus kau pilih dari sekian banyak prinsip kehidupan yang dipegang Nick berdasarkan pengalamannya dan pengalaman orang lain yang menginspirasinya. Dan hati itu adalah hatimu dan pikiran itu adalah pikiranmu. Hanya kau yang menentukan tujuan, dan hanya kau yang memutuskan untuk menjadi mukjizat dan menjalani hidup dengan tanpa batas atau tidak!

Sabtu, 04 Februari 2012

Menunggu dan Berharap

Oleh: Grace Paramythia
Aku duduk terdiam sendiri di sini,
dalam dunia kesendirianku.
Di mana hari selalu gelap
dan langit selalu meneteskan air mata.

Menunggu sesuatu yang tidak pasti.
Berharap air mata berhenti mengalir,
berharap munculnya cahaya kecil di kegelapan.
Akankah harapan ini terwujud?

Saat harapan mulai memudar
dan waktu semakin singkat,
akankah aku tetap berharap?
Harapan adalah kekuatan terakhirku.

Mulutku terkunci tapi hatiku berkata-kata,
akankah kau menyadarinya dan mencariku?
Namun di sinilah aku berada.
Menunggu dan berharap.

Rabu, 25 Januari 2012

Kunjungan ke Panti Asuhan Darma Bhakti

Oleh: Bobby Givanka

Mahasiswa psikologi UKSW yang tergabung dalam Psikologi Berbagi Cerita melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Dharma Bhakti (22/01/12), ini adalah kunjugan pertama dari serangkaian kunjungan yang akan dilakukan kembali secara rutin selama dua minggu sekali hingga bulan Maret. 

Tema yang dipilih pada kunjungan pertama ini adalah “About Love” atau “Tentang Kasih”. Inti dari “kasih” yang yang menjadi tema pertemuan kali ini adalah bahwa kasih itu bersifat apa adanya bukan ada apanya, yang artinya adalah bahwa ketika kita benar-benar mengasihi seseorang maka kita harus mampu menerima seseorang apa adanya baik itu kelebihan maupun kekurangannya. Adapun alasan tema ini dipilih dengan harapan para anak-anak di panti asuhan maupun mahasiswa peserta Psikologi Berbagi Cerita mampu memahami dengan baik tentang kasih dan juga hidup dengan berbagi kasih setiap harinya. 

Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih tiga jam yang dimulai dari pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB. Adapun kegiatan Psikologi Berbagi Cerita yang diadakan di Panti Asuhan Dharma Bakti ini diisi dengan berbagai macam acara, yaitu permainan, kuis, beserta ibadah singkat. 

Komentar dari Mbak Maret selaku sekretaris yang juga merupakan pengurus panti asuhan mengaku sangat bergembira dengan adanya kegiatan Psikologi Berbagi Cerita, kegiatan ini diakuinya sangat menghibur anak-anak. Salah satu mahasiswa yaitu Suryo yang juga merupakan Team Observer dari kegiatan ini juga memberikan komentar bahwa kegiatan yang berlangsung sudah baik dengan melihat antusias dan semangat peserta dari mahasiswa maupun anak-anak dari panti asuhan yang mengikuti serangkaian kegiatan hingga berakhir, dan Suryo juga berharap agar anggota kegiatan Psikologi Berbagi Cerita ini tetap konsisten mengikuti kegiatan ini hingga berakhir. 

Willy Hesekiel Marbun selaku koordinator juga mengatakan bahwa kegiatan Psikologi Berbagi Cerita ini diharapkan mampu meningkatkan empati yang dimiliki oleh mahasiswa psikologi yang mengikuti kegiatan ini, serta mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak di panti asuhan. Selanjutnya kegiatan Psikologi Berbagi Cerita ini akan kembali berlangsung pada tanggal 12 Februari 2012.

Senin, 16 Januari 2012

PBK: Natal Bersama Fakultas Psikologi di Panti Asuhan Salib Putih

Oleh : Liany D. Suwito

Sabtu, 14 Januari 2012 sebagian mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW mengadakan kegiatan Natal bersama yang dinamakan Psikologi Berbagi Kasih (PBK) di Panti Asuhan Salib Putih. Acara ini mengusung tema “Berjalan dengan Iman Bersama Tuhan” yang dihadiri oleh sekitar 40 orang mahasiswa termasuk 9 orang panitia yang merupakan para pengurus Persekutuan Psikologi. Sesampainya para mahasiswa di Panti Asuhan Salib Putih, kegiatan langsung dimulai dengan dekorasi ruang bersama, mulai dari meniup balon hingga memasang pita. Setelah dekorasi selesai, teman-teman dari panti yang terdiri dari anak-anak usia SD hingga SMA turut bergabung. Ibadah pun dimulai dengan puji-pujian oleh MC dan dilanjutkan dengan renungan atau refleksi singkat dari Maria A. Tobing.

Dalam renungannya Maria mengingatkan setiap peserta untuk terus percaya kepada Tuhan dan memegang teguh iman kita meskipun badai menghadang. Tak lupa Maria juga mendorong para peserta untuk terus berusaha dan tak kenal lelah bekerja keras untuk mencapai impian. Teman-teman dari panti ternyata juga telah menyiapkan beberapa persembahan lagu dan menunjukkan kebolehan mereka memainkan angklung yang kemudian disambut meriah oleh teman-teman mahasiswa. 

Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh pengurus panti yang juga menceritakan sejarah berdirinya Panti Asuhan Salib Putih dan keadaan serta latar belakang teman-teman di panti. Feice (mahasiswi Fakultas Psikologi angkatan 2010) sebagai ketua panitia PBK juga turut mengucapkan terima kasih pada pihak panti yang telah menyediakan waktu dan tempat untuk merayakan Natal bersama. Acara ternyata tak berakhir sampai sini saja, games diadakan dengan membagi para peserta menjadi 7 kelompok dan diakhiri dengan pembagian hadiah serta bingkisan untuk teman-teman dari panti serta tak lupa foto bersama seluruh peserta, panitia, dan teman-teman dari Panti Asuhan Salib Putih.

“Tujuan PBK ini menurut KPUPUPK adalah untuk menghayati dan menyatakan rasa syukur atas kelahiran Kristus dengan menerapkan nilai Kekristenan dalam kehidupan bersama, dan menjadi wadah untuk berbagi kasih dan sukacita Natal kepada anak-anak panti asuhan di Salatiga dan sekitarnya,” jawab Devi Adrianti, ketua bidang 1 SMF Psikologi ketika ditanya mengenai tujuan dari PBK.

Devi juga menambahkan bahwa menurutnya tujuan ini sudah tercapai meskipun dirasa belum maksimal karena jumlah peserta yang belum memenuhi target, yaitu sebanyak 50 mahasiswa dari Fakultas Psikologi.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes